RRI

KLHK Optimis World Water Forum Berjalan Sukses

18 Mei 2024 02:30 WIB
KLHK Optimis World Water Forum Berjalan Sukses
Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem KLHK Prof Satyawan Pudyatmoko dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Jumat (17/5/2024). (Foto: RRI NET)

KBRN, Jakarta: Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Satyawan Pudyatmoko optimis pelaksanaan World Water Forum ke-10 pada 18-25 Mei 2024 di Bali bakal berjalan dengan baik dan sukses. Apalagi, ajang ini membawa nama Indonesia di kancah dunia internasional dalam pengelolaan sumber daya air.

Satyawan menyampaikan sejumlah agenda penting ada beberapa tema yang dibicarakan. Seperti, konservasi air, ketersediaan air bersih dan sanitasi dan  food and energy security.

"Ini juga kaitannya air dengan potensi bencana alam. Seperti, kekeringan, musim kemarau dan polusi air," kata  Satyawan dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Jumat (17/5/2024).  

Menurutnya, isu air dan potensi bencana alam ini harus dibicarakan di tingkat global. Alasannya karena masalah ini harus diselesaikan dengan kerja sama antarnegara. 

"Karena pengaruh iklim global ternyata sangat berdampak terhadap  ketersediaan air dan defisit air di banyak negara," ujarnya.

Diketahui, Tema utama World Water Forum ke-10 adalah "Water for Shared Prosperity" atau Air untuk Kesejahteraan Bersama. Pemilihan tema tersebut relevan dengan kondisi global saat ini, di mana ketersediaan air bersih masih menjadi tantangan bagi banyak negara.

Menurutnya, yang menjadi perhatian (concern) Indonesia dalam ajang tersebut. Salah satunya adalah mengelola Biodiversitas atau keragaman hayati dan kawasan konservasi.

"Jadi kami memang memiliki komitman untuk menjaga banyak kawasan konservasi di Indonesia," ucapnya.

Hal itu, kata dia, karena kawasan konservasi itu berfungsi sebagai menara air. Terutama bagi kota-kota yang ada di sekelilingnya.

"Jadi keberadaan menara air ini tentu sangat berpengaruh. Suplainya berasal dari menara air tersebut dan suplainya tidak boleh berkurang," katanya.

Ia menjelaskan agar suplai air tidak berkurang maka keutuhan ekosistem lahan harus bagus. Selain itu juga vegetasinya harus rapat dan dihindari kerusakan-kerusakan atau perambahan yang terjadi.

"Satu contoh menara air yang penting. Misalnya, Taman Nasional Gunung Ciremai di Jawa Barat, Taman Nasional Gunung Merapi di DIY dan Jawa Tengah dan lainnya," ujarnya. 

Ia mengingatkan agar taman nasional itu harus dijaga keutuhannya. Hal itu  agar suplai air tetap berjalan dengan baik dan ini yang diperjuangkan Indonesia.

"Posisi Indonesia sesuai arahan bapak Presiden. Ada beberapa inovasi yang harus dibicarakan seperti, inovasi teknologi dan inovasi finansial," ucapnya.

Menurutnya, kedua inovasi itu y harus dibicarakan sama-sama. Karena air telah menjadi kebutuhan global dimana ketersediaannya makin berkurang.

"Kita tahu kebutuhan akan air makin meningkat. Karena ada pertumbuhan penduduk dan kebutuhan industri serta ancaman kualitas air yang makin menurun," katanya. 

World Water Forum ke-10 diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita, sebagai perwujudan air untuk kemakmuran bersama dan pertumbuhan bersama. 

"Kerja sama global untuk pembiayaan konservasi  sumber daya air dan ketersediaan air. Kemudian, air untuk mitigasi bencana, saya kira menjadi poin yang penting untuk diperjuangkan," ujarnya. 


Pewarta: Iman
Editor: Pessy
Sumber: RRI

Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).