ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • PUPR: Global Water Fund atasi permasalahan air di Kepulauan Pasifik

PUPR: Global Water Fund atasi permasalahan air di Kepulauan Pasifik

20 Mei 2024 16:11 WIB
PUPR: Global Water Fund atasi permasalahan air di Kepulauan Pasifik
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PUPR Herry Trisaputra Zuna saat wawancara khusus bersama ANTARA di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024). (ANTARA/Sanya Dinda Susanti)
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PUPR Herry Trisaputra Zuna menilai model pendanaan campuran atau blended finance seperti Dana Air Dunia (Global Water Fund) dapat mengatasi permasalahan air di negara-negara kecil di Kepulauan Pasifik.

Namun dengan catatan bahwa proyek pembiayaan infrastruktur air dan sanitasi nantinya harus terjangkau. Dalam hal ini, Ia merujuk pada negara Fiji yang tengah berupaya meningkatkan penguatan ketahanan air dengan menyuarakan perlunya Global Water Fund di ajang World Water Forum ke-10 2024.

"Kita harus menerjemahkan (Global Water Fund) bagaimana proyek yang di-deliver tadi bisa affordable. Tadi seperti negara Fiji misalnya, ini tentu bisa kita kombinasikan antara resources yang biayanya lebih murah dengan private sector yang lebih komersial, sehingga overall nanti lebih terjangkau," kata Herry dalam wawancara khusus bersama ANTARA di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin.

Menurutnya, Global Water Fund juga dapat menjadi salah satu sarana pembiayaan infrastruktur air dan sanitasi untuk negara-negara berkembang lainnya. Herry menyampaikan bahwa pembiayaan di sektor air dan sanitasi saat ini masih sangat bergantung pada pemerintah maupun swasta yang jumlahnya masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan kebutuhan pembiayaan di sektor tersebut.

Oleh karena itu, Indonesia menginisiasi adanya Global Water Fund untuk dibahas bersama dalam World Water Forum 2024.

"Base inisiasi ini diharapkan bisa mendorong pihak-pihak terkait secara global memahami perlunya pembentukan Global Water Fund, yang nanti pada gilirannya diharapkan dapat mengarah ke pembentukan Global Water Fund," tuturnya.

Dalam wawancara khusus sebelumnya bersama ANTARA, Pemerintah Fiji, seperti halnya Indonesia, turut mendorong pembentukan Global Water Fund untuk membantu pengembangan akses air bersih untuk kebutuhan manusia di negara-negara berkembang dan kawasan Pasifik.

"Kita perlu menemukan sesuatu (pendanaan) seperti apa yang kita punya untuk perubahan iklim. Kita punya dana global untuk perubahan iklim dan mengapa tidak ada yang memberikan dana air sehingga mereka bisa membantu mengatasi masalah air untuk negara-negara berkembang di kawasan (Pasifik)," kata Presiden Fiji Wiliame Katonivere.

Presiden Katonivere mengaku bahwa Fiji belum dapat melakukan pengembangan akses air bersih atau water development sendiri karena keterbatasan kapasitas negara kepulauan Pasifik itu sehingga diperlukan suatu sistem pendanaan global.

"Kami tidak bisa mengembangkannya karena kemampuan kami terbatas, tetapi dengan adanya dana global (air) dan kami punya keahliannya, kami punya orang-orang yang berpengalaman di bidang itu, kami bisa mengatasi masalah air. Tidak hanya di Fiji, tetapi untuk negara pulau-pulau Pasifik lainnya," ujarnya.

Untuk itu, dalam kunjungannya ke Indonesia untuk menghadiri World Water Forum ke-10 di Bali, Presiden Fiji memandang penting untuk mendorong kerja sama internasional dalam penanganan masalah air, terutama melalui pembentukan Global Water Fund.

Selanjutnya, Katonivere juga mengajak Indonesia untuk berkolaborasi dalam meningkatkan ketertarikan negara-negara donor dalam mendukung negara-negara berkembang, termasuk negara di kawasan Pasifik, dengan memajukan praktik-praktik berkelanjutan yang mendukung lingkungan.

Adapun Pemerintah Indonesia mendorong pembentukan Global Water Fund di ajang World Water Forum ke-10, untuk merespons ketimpangan anggaran dan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6, yaitu pemenuhan akses air bersih dan sanitasi bagi semua.

Saat ini, terdapat 2,2 miliar masyarakat di dunia yang tidak dapat mengakses air bersih. Global Water Fund yang diproyeksikan untuk kebutuhan infrastruktur air, mitigasi krisis atau bencana terkait air, adaptasi perubahan iklim, serta mekanisme pemantauan, akan menjadi langkah nyata mengatasi masalah air dunia.

Pemerintah Indonesia sendiri telah membentuk Indonesian Water Fund (IWF) sebagai upaya mendorong investasi dan penyediaan air bersih di seluruh wilayah Indonesia.

World Water Forum menjadi pertemuan internasional terbesar yang membahas dan merumuskan kebijakan mengenai tata kelola air dan sanitasi dunia.

World Water Forum merupakan forum air global yang diadakan setiap tiga tahun sekali untuk membahas isu-isu krusial terkait air, seperti konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.

Baca juga: PUPR sebut komitmen bersama jadi tantangan utama Global Water Fund
Baca juga: Menparekraf: Potensi belanja delegasi World Water Forum capai Rp1,7 triliun
Baca juga: Puan Maharani singgung pertemuan dengan Jokowi di World Water Forum

 


Sumber: ANTARA

Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).