KBRN, Nusa Dua, Bali: Banyak negara yang mengikuti WWF-10 di Bali tertarik akan bentuk Global Water Fund. Untuk itulah, Indonesia mengajak para delegasi membentuk Dana Air Dunia atau Global Water Fund.
Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali mengatakan, banyak negara tertarik atas ide tersebut. “Soal Global Water Fund tadi, banyak (negara) yang sudah menunjukkan keinginannya,” kata Firdaus dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024).
Ia mengungkapkan, sejumlah negara yang berpotensi mendukung pendirian Global Water Fund di antaranya Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat. Menurut Firdsaus, negara-negara tersebut merupakan negara dengan kemampuan fiskal yang kuat.
“Negara-negara tetangga kita melihat ini penting, Singapura misalnya, melihat investasi di sektor air Indonesia paling seksi. Selain Singapura, Thailand dan Malaysia juga memiliki minat yang sama terkait dengan pendirian Global Water Fund.
Menurut Firdaus, yang memicu ketertarikan dari negara-negara tersebut adalah adanya inisiatif dan komitmen politik dari para pemimpin negara. “Inisiatif tanpa komitmen politik tidak akan menjadi apa-apa,” ujar Firdaus.
Melalui World Water Forum, Firdaus mengatakan, negara-negara lain telah melihat keseriusan dan komitmen Indonesia untuk mengatasi isu air. “Presidennya turun tangan, Menko-nya turun, semuanya turun. Jadi, mereka lihat komitmen yang sangat kuat dari Indonesia, ucapnya.
Firdaus berharap, dapat tercapai kesepakatan lanjutan terkait Global Water Fund. Ia meyakini langkah tersebut dapat menjadi solusi untuk mengatasi hambatan fiskal terkait proyek-proyek air.
'Makanya kita punya beberapa high level panel (panel tingkat tinggi) yang akan membahas Global Water Fund (/GWF). Pemerintah Indonesia mendorong pembentukan GWF di ajang WWF -10, untuk merespons ketimpangan anggaran dan mempercepat pencapaian pembangunan berkelanjutan (SDG)," ujar Firdaus.
Pewarta: Nurana Diah Dayanti
Editor: Heri Firmansyah
Sumber: RRI
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
