TVRINews, Jakarta
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Rahmat Bagja mengungkapkan bahwa proses pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) di Kuala Lumpur, Malaysia berjalan dengan lancar, namun ia juga mengatakan bahwa terdapat sejumlah catatan.
Bagja mengatakan salah satu catatan dalam PSU Kuala Lumpur adalah adanya intimidasi yang dilakukan pemilih yang terdaftar sebagai Daftar Pemilih Khusus (DPK) terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) serta Pengawas Tempat Pemungutan Suara/Kotak Suara Keliling (TPS/KSK).
"Kasus tersebut terjadi di KSK 039 di wilayah Klang. Intimidasi yang dilakukan tidak hanya disebabkan oleh ketidaksabaran pemilih, namun juga karena pemilih yang tidak terima ditegur oleh pengawas dan KPPS ketika diketahui melanggar ketentuan," ucap Bagja dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024.
Lebih jauh, Bagja juga menjelaskan
Bagja lantas menjelaskan beberapa pemilih itu ditegur karena memotret kertas suara yang sudah dicoblos, mengarahkan pemilih untuk memilih salah satu kandidat di area KSK, mengintip pemilih lain ketika mencoblos, hingga mengganggu keamanan.
Sehingga, lanjut Bagja, Bawaslu akan bertindak terhadap pemilih yang melanggar di PSU Kuala Lumpur dengan mengumpulkan sejumlah bukti terkait yang nantinya akan diproses lebih lanjut.
"Kami juga mengantongi beberapa terduga yang melakukan intimidasi, dan kami akan sampaikan ke Sentra Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu) untuk dilakukan penegakan hukum agar menjadi evaluasi dan juga menjadi perhatian masyarakat yang ingin melakukan intimidasi terhadap penyelenggara pemilu ke depan," tandasnya.
Baca Juga: 65 Nama Anggota DPRD Provinsi Sumbar Terpilih Periode 2024-2029
Pewarta: Redaksi TVRINews
Editor: Redaktur TVRINews
Sumber: TVRI
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).
