ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • WMO serukan negara miliki pembiayaan peringatan dini peristiwa iklim

WMO serukan negara miliki pembiayaan peringatan dini peristiwa iklim

20 Mei 2024 17:32 WIB
WMO serukan negara miliki pembiayaan peringatan dini peristiwa iklim
Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization (WMO) PBB Celeste Saulo dalam forum High Level Panel di World Water Forum 2024, di Badung, Bali, Senin (20/5/2024). ANTARA/Kuntum Riswan.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dalam forum High Level Panel di World Water Forum 2024, di Badung, Bali, Senin, menyerukan setiap negara memulai pembelian nasional dan memiliki pembiayaan untuk The Early Warnings for All Initiative (EW4AII).

EW4AII merupakan inisiatif dari WMO untuk memastikan perlindungan universal dari cuaca, air atau peristiwa iklim yang berbahaya melalui sistem peringatan dini yang menyelamatkan jiwa pada akhir 2027.

“Kami telah mengidentifikasi 30 negara prioritas oleh Sekretaris Jenderal (PBB), tetapi sekarang adalah kesempatan Anda untuk mendorong inisiatif dari negara-negara tersebut dengan dukungan WMO dan semua lembaga lainnya,” kata Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization (WMO) PBB Celeste Saulo.

Pembelian untuk peringatan dini, lanjutnya, memang menjadi tantangan yang besar untuk diterapkan. Oleh karena itu, ia mengajak setiap negara untuk bekerja sama untuk mewujudkannya sembari memobilisasi sumber daya manusia yang juga menjadi tantangan lainnya.
Baca juga: Pakar Ethiopia sebut kenaikan tarif AS rugikan agenda iklim global

Menurut dia, pemantauan dan evaluasi sumber daya manusia harus dilakukan secara rutin agar dapat mengetahui peningkatan kinerja dan menjadi rujukan bagi pengambil keputusan dalam mendukung inisiatif sistem peringatan dini.

“Terakhir, inovasi. Kita belajar dari pengalaman dan kita bisa memindahkan contoh dari satu tempat ke tempat lain berkat inovasi, jadi saya yakin di tingkat lokal, kita bisa mendorong banyak ide baru. Saya berharap inisiatif ini dapat meningkatkan kapasitasnya di semua negara di seluruh dunia,” ucapnya.

Adapun inisiasi peringatan dini mulai diserukan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, António Guterres. Hal itu dilatarbelakangi oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang menyebabkan kondisi cuaca yang lebih ekstrem, kebutuhan akan sistem peringatan dini menjadi semakin penting.

Sistem yang memperingatkan masyarakat akan datangnya badai, banjir atau kekeringan, dinilai PBB sebagai bukan suatu kemewahan namun merupakan alat yang hemat biaya untuk menyelamatkan nyawa, mengurangi kerugian ekonomi, dan memberikan laba atas investasi hampir sepuluh kali lipat.

Sistem peringatan dini telah membantu mengurangi jumlah kematian dan mengurangi kerugian dan kerusakan akibat peristiwa cuaca, air, atau iklim yang berbahaya. Namun, kesenjangan besar masih ada, terutama di negara-negara berkembang kepulauan kecil dan negara-negara kurang berkembang.

Baca juga: Indonesia siap bagikan pengalaman dalam konservasi air di World Water Forum Bali
Baca juga: BMKG sebut Indonesia miliki kemampuan teknologi atasi krisis air


Sumber: ANTARA

Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).